Bicarajabar.com – Sumber Gas Rumah Kaca (GRK) yang menyebabkan bumi semakin panas sangatlah banyak bahkan dari hal yang sebelumnya tidak kita sadari. Selain berasal dari pabrikasi, GRK juga disumbang dari makanan khususnya makanan hewani.
Metana yang dilepaskan ke atmosfer serta deforestasi akibat peternakan menyumbang 30% emisi gas rumah kaca. Oleh karenanya, banyak peneliti yang menganjurkan untuk menurunkan konsumsi daging, terutama di negara-negara kaya.
Selain daging, beberapa peneliti juga menemukan bahwa satu perempat emisi yang berkaitan dengan diet berasal dari makanan dan minuman non pokok seperti kopi, alkohol, kue dan permen.
Para ilmuwan juga menganjurkan kebijakan pada otoritas agar mendorong masyarakatnya untuk mengubah pola makan menuju pola makan berkelanjutan serta mengurangi makanan yang menyumbang emisi.
Selama ini banyak anggapan bahwa menjadi vegan cenderung lebih mahal daripada mengonsumsi makanan hewani sehingga muncul persepsi bahwa vegetarian hanya untuk kelas menengah atas.
Kenyataannya, berdasarkan survey justru makananan nabati justru lebih murah satu pertiganya dibandingkan makanan hewani.
Baca Juga: Ini Macam-macam Sajian Buah Amla dalam Diet Sehari-hari
Studi baru dari jurnal Plos One yang dilansir dari Guardian, menganalisis emisi dari 3.200 jenis makanan tertentu dan memeriksa pola makan 212 orang Inggris sebanyak tiga kali makan dalam 24 jam.
Studi ini menemukan bahwa produk hewani penyumbang hampir setengah dari rata-rata emisi gas rumah kaca diet dengan 31% dari daging dan 14% dari susu.
Artikel Terkait
Menjaga Tubuh Tetap Bugar, Berikut 4 Rekomendasi Diet Sehat Menurut WHO
Beragam Aneka Olahan Oatmeal untuk Diet!
Lagi Diet? Ini Buah Yang Harus Dihindari Saat Diet
Menu Diet India, Wajib Kamu Coba untuk Menurunkan Berat Badan
Fakta Tentang Gula dan Pengganti Gula, Amankah Diet Bebas Gula?